Rabu, 25 November 2020

JURNAL PERCOBAAN 8 ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (STEROID DAN TERPENOID)

 JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

I.              Judul                 : Isolasi  Senyawa Bahan Alam (Steroid Dan Terpenoid)

II.           Hari, Tanggal   : Kamis, 26 November 2020

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dari percobaan kali ini, yaitu :

  1. Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya steroid dan terpenoid.
  2. Dapat mengenal sifat-sifat kimia steroid dan terpenoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik.

IV.        Landasan Teori

Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung atom karbon (C) dan hidrogen (H), atau karbon, hidrogen,dan oksigen yang bersifat aromatis.sebagian terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima,penyelidikan kimia selanjutnya menunjukkan pula bahwa sebagian terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atom atau lebih unit C5 yang disebut isopren,unit isopren biasanya saling berkaitan dengan teratur,dimana “kepala” dari unit satu berkaitan dengan “ekor”unit yang lain, kepala merupakan ujung terdekat kecabang metil dan ekor merupakan ujung yang lain. Hubungan kepala ke ekor ini disebut kaidah isopran. Kaidah ini merupakan ciri khas dari sebagian terpenoid sehingga dapat dijadikan dasar penetapan terpenoid. Sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan struktur terpenoid (Achmad, 1986).

Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren. Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas beberapa kelompok. Senyawa terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang banyak digunakan sebagai obat. Sudah banyak peran terpenoid dari tumbuh tumbuhan yang diketahui seperti menghambat pertumbuhan tumbuhan pesaingnya dan sebagai insektisida terhadap hewan tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang senyawa terpenoid maka dibahas tentang tinjauan umum terpenoid, klasifikasi dan fungsi terpenoid, biosintesa terpenoid, identifikasi terpenoid, isolasi terpenoid dari bahan alam serta cara pemisahan dan pemurnian terpenoid (Tim Kimia Organik, 2020).

Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Kebanyakan terpenoid alam mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi atau lebih. Salah satu senyawa terpenoid adalah taksodon dan vernomenin yang mempunyai jenis terpenoid yang mempunyai efek fisiologis terhadap manusia yaitu dapat menahan pembelahan sel sehingga menghalangi pertumbuhan tumor. Senyawa terpenoid dapat diklasifikasi  berdasarkan jumlah unit isopren yang menyusunnya seperti Monoterpen, Seskiterpen, Diterpenoid, Triterpenoid, Tetraterpen (Harborn, 1987).

Steroid adalah suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana. Dahulu sering digunakan sebagai hormon kelamin, asam empedu,dll. Tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa steroid yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan. Tiga senyawa yang biasa disebut fitosterol terdapat pada hampir setiap tumbuhan tinggi yaitu: sitosterol, stigmasterol,dan kompesterol (Robinson, 1995).

Kandungan terpenoid/steroid dalam tumbuhan diuji dengan menggunakan metode penambahan pereaksi klorofom, asam asetat anhidrat,dan asam sulfat  pekat yang akan memberikan cincin warna kecoklatan atau violet yang menunjukkan adanya triterpenoid dan terbentuk cincin biru kehijauan untuk steroid. Uji ini didasarkan pada kemampuan senyawa triterpenoid dan steriod membentuk warna oleh H2SO4 pekat pada pelarut asetat glasial yang membentuk warna jingga (Lenny, 2006).

V.           Alat dan Bahan

  • Alat
  1. Tabung reaksi 20 bh
  2. Plat tetes
  3. Pipet tetes
  4. Corong gelas
  5. Erlenmeyer 250 ml
  6. Gelas kimia 200 ml
  7. Lumpang
  8. Gelas Ukur
  • Bahan
  1. Pereaksi Dragendor
  2. Pereaksi Meyer
  3. Pereaksi Wagner
  4. Kloroform
  5. NaOH padatan
  6. Etanol
  7. Iodine
  8. Metanol
  9. Brusin
  10. Shinoda
  11. Heksan
  12. KI

VI.        Prosedur Kerja

  1. Simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
  2. Ditambahkan 25 ml etanol diaduk-aduk, kemudian panaskan dia atas penangas air (jangan menggunakan api langsung akan terbakar).
  3. Setelah dipanaskan lebih kurang 10 menit, disaring dalam keadaan panas. Filtrat diuapkan pelarutnya dengan evaporator giratorio atau dengan menggunakan penangas air, sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.
  4. Ekstrak pekat etanol tersebut selanjutnya ditriturasi dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ini ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan dibiarkan kering.
  5. Selanjutnya ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dan dengan hati-hati ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perobahan warna yang terbentuk. Timbulnya warna merah atau merah ungu yang tidak stabil. Reaksi harus dicek dengan menambahkan hanya asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu lagi, amati warna yang terjadi.

Dibawah ini merupakan link video terkait Isolasi Senyawa Bahan Alam (Steroid dan Terpenoid) :

https://youtu.be/n5GrKe9bRqc 

PERMASALAHAN

  1. Pada percobaan ini, apa fungsi ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat?
  2. Pada percobaan ini, mengapa hasilnya dikatakan timbulnya warna merah atau merah ungu yang tidak stabil?
  3. Pada percobaan ini, apa fungsi ditambahkan 25 ml etanol?

3 komentar:

  1. Saya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 3. Etanol disini berfungsi sebagai pelarut yang akan melarutkan sampel.

    BalasHapus
  2. saya susilawati 091 akan menjawab permasalahan no 1, dimana fungsi penambahan 2-3 tetes anhidrida asam asetat di sini berfungsi sebagai pelarut yang akan melarutkan sampel. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 2 yaitu karna reaksi belum selesai terjadi dan Reaksi harus dicek dengan menambahkan hanya asam sulfat pekat pada lobang plat tetes dan di amati lagi warnanya

    BalasHapus

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...