Rabu, 14 Oktober 2020

JURNAL PERCOBAAN 2 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT

 JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

 


 

DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

 

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020


PERCOBAAN II

I.              Judul                 : PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT

II.           Hari, Tanggal   : Kamis, 15 Oktober 2020

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dari percobaan kali ini, yaitu :

  1. Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organik yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya.
  2. Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan suatu oksidator kuat.
  3. Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat beserta kegunaannya.

IV.        Landasan Teori

Asam oksalat ialah merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus C2H2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat termasuk kedalam asam karboksilat lebih spesifiknya asam dikarboksilat yang bisa dikatakan paling sederhana karena memiliki rumus HOOC–COOH. Jika dibandingkan dengan asam asetat, asam oksalat ini memiliki tingkat keasaman 10.000 kali lebih tinggi. Ada dua jenis asam oksalat yaitu asam oksalat dihidrat dan asam oksalat anhidrat. Asam oksalat anhidrat ini memiliki berat molekul 90,04 gr/mol dengan melting point 187 °C. Karakteristik dari asam oksalat anhidrat ialah memiliki warna putih, tidak berbau, dan tidak menyerap air. Gerakan asam oksalat dihidrat memiliki berat molekul 126,07 gr/mol dan melting point 101, 5°C kandungan dari asam oksalat dihidrat merupakan air 28,58% dan asam oksalat 71,42%. Asam oksalat juga mempunyai sifat toksik atau dapat bertindak sebagai racun serta karsinogenik, dimana asam oksalat dapat mengendap didalam tubuh manusia dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kanker (Fessenden, 1982).

Jika asam oksalat dipanaskan pada suhu diatas 175°C, maka akan terjadi reaksi penguraian asam oksalat menjadi asam formiat dan gas karbondioksida. Biasanya asam oksalat ini banyak digunakan di laboratorium sebagai larutan standar pada proses titrasi. Secara kontekstual kehidupan sehari-hari asam oksalat banyak digunakan pada industri tekstil yaitu sebagai bahan pewarna tekstil. Asam oksalat disintesis melalui reaksi oksidasi yaitu dengan bahan utama adalah gula pasir dengan oksidator asam kuat (Tim Kimia Organik II, 2020).

Pada percobaan ini, sintesis pada asam oksalat dilakukan dengan reaksi oksidasi sukrosa atau gula pasir dengan menggunakan asam nitrat pekat (HNO3), ketika dilakukan pemanasan diatas penangas air, maka campuran tersebut akan menimbulkan gas nitro (NO2) gas ini berwarna merah-kecoklatan dan merupakan gas beracun, baunya sangat menyengat, dan merupakan salah satu polutan udara utama. Oleh karena itu, selama proses reaksi berjalan, semua langkah yang berkenaan dengan gas nitrogen harus dilakukan di lemari asam, karena jika tidak gas NO2 atau Nitro akan terhirup oleh praktikan dan akan menimbulkan gejala keracunan karena gas ini bersifat karsinogenik apabila uap nya terhirup (Lehninger,1984).

Dikutip dari buku Hart dan Hart (2003), bahwa ada beberapa cara pembuatan asam oksalat, yaitu:

  • Menggunakan Natrium Formiat
  • Fermentasi Glukosa
  • Peleburan Alkali
  • Oksidasi Karbohidrat Menggunakan Asam Nitrat

Menurut Hermanto (2008), kristal asam oksalat tidak dapat terbentuk pada suasana panas, tetapi diperlukan suhu dingin untuk membentuk kristal asam oksalat, sehingga proses sintesis dari asam oksalat ini diatur sedemikian rupa supaya molekul asam oksalat tersebut dapat beragregasi. Diperkirakan kristal asam oksalat ini nantinya akan berwarna kuning muda.

V.           Alat dan Bahan

  • Alat

  1. Labu dara datar 750 ml
  2. Corong Buchner
  3. Corong gelas
  4. Gelas piala 500ml
  5. Kasa, kaki tiga, Bunsen
  6. Penangas
  7. Gelas ukur
  8. Termometer
  9. Pengaduk

  • Bahan

  1. Gula pasir 200 gr
  2. Asam nitrat pekat 100ml
  3. Etanol

VI.        Prosedur Kerja

  1. Dimasukkan 10 gr gula pasir ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml HNO3 pekat.
  2. Dipanaskan diatas penangas air secara perlahan-lahan sampai mendidih.
  3. Bila sudah timbul uap coklat NO2, angkat labu datar tadi dipindahkan untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, biarkan selama 15 menit.
  4. Dituangkan hasil reaksi tadi kedalam gelas piala berukuran 100ml, Erlenmeyer dicuci dengan 10 ml aquades dingin dan hasil cucian dimasukkan kedalam gelas piala lagi, ditambahkan 10ml HNO3 pekat.
  5. Diuapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 10 ml.
  6. Ditambahkan 20ml aquades kedalam larutan diatas, kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 10 ml.
  7. Didinginkan larutan dalam es sambil diaduk, kristal asam oksalat segera terbentuk.
  8. Disaring kristal asam oksalat yang terbentuk, kemudian direkristalisasi asam oksalat yang didapatkan dengan melarutkannya dalam air panas lalu setelah itu didinginkan.
  9. Disaring, dikeringkan dan diperiksa titik lelehnya, titik leleh asam oksalat murni .....°C, bila belum murni maka,
  10. Dimurnikan lagi kristal asam oksalat dengan direkristalisasi kembali didalam air panas.

Dibawah ini merupakan link video terkait Percobaan Pembuatan Asam Oksalat :

https://youtu.be/oAt9lO82s-0

PERMASALAHAN

  1. Pembuatan asam oksalat dengan bahan baku utama yaitu gula pasir atau sukrosa menggunakan prinsip reaksi oksidasi, di mana asam kuat digunakan sebagai oksidator, nah bagaimana jika Asam nitrat digantikan oleh asam kuat lain?
  2. Mengapa setelah terjadinya proses oksidasi, diperlukan suasana yang dingin?
  3. Bagaimanakah skema reaksi oksidasi yang terjadi pada proses pembuatan asam oksalat?

3 komentar:

  1. Baiklah saya Risa Novalina Ginting ( A1C118070) akan menjawab permasalahan no 2.
    Menurut saya itu dikarenakan agar nantinya berat molekul (kristal) dari asam oksalatnya dapat kita peroleh dengan baik. Kristal asam oksalat dapat terbentuk karena larutan asam oksalat dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated) hal ini terjadi karena pelarut sudah tidak mampu lagi melarutkan zat terlarutnya sehingga memaksa kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, salah satu cara untuk mengurangi jumlah pelarut yaitu penguapan dan pendinginan.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Baik lah saudari Vika saya akan menjawab no 1, menurut saya bisa digantikan dengan asam kuat lain nya tetapi reaksi tidak berjalan dengan sempurna karena mungkin sifat keasaman nya yang sedikit dari asam nitrat

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Mashita A1C118083 akan mencoba menjawab permasalahan no 3 .sukrosa (gula pasir) direaksikan dengan asam nitrat pekat melalui reaksi oksidasi dengan cara pemanasan yang akan menimbulkan gas nitro (NO2) berwarna orange kecoklatan. Uap atau gas NO2 (nitro) yang dihasilkan dari proses pencampuran antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat (HNO3) pekat tersebut memiliki toksisitas serta bersifat karsinogenik apabila terhirup oleh saluran pernafasan. Oleh sebab itu, proses berlangsungnya reaksi ini dilakukan di dalam lemari asam. Hal ini dimaksudkan agar uap atau gas NO2 yang terbentuk dapat diserap oleh lemari asam sehingga uap atau gas NO2 tersebut tidak menyebar luas ketempat yang lain.
    Terimakasih.

    BalasHapus

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...