Selasa, 27 Oktober 2020

JURNAL PERCOBAAN 4 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ESTER METIL SALISILAT (MINYAK GANDAPURA)

 JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

 

 

DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086) 

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020


PERCOBAAN IV

I.              Judul                 : Pembuatan Senyawa Organik Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura)

II.           Hari, Tanggal   : Kamis, 29 Oktober 2020

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dari percobaan kali ini, yaitu :

  1. Dapat memahami cara pembuatan minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol.
  2. Dapat mengetahui minyak gandapura merupakan ester karboksilat.
  3. Dapat menentukan sifat fisik dan kimia dari minyak gandapura.
  4. Dapat mengetahui jenis reaksi sintesis pembuatan minyak gandapura.

IV.        Landasan Teori

    Minyak gosok atau obat gosok yang biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit secara lokal atau  local anastetic yang efektif dan tidak mempunyai efek samping yang serius pada kulit itulah yang disebut dengan minyak gandapura. Pembuatan minyak Gandapura atau obat gosok ini yaitu reaksi esterifikasi yang mana reaksi asam karboksilat dengan alkohol yang menghasilkan Ester dan air. Kesetimbangan akan diperoleh pada saat kita menambahkan katalisator yang berupa asam kuat. Pada suhu kamar derajat kesetimbangan reaksi asam dengan alkohol ini kecil sehingga  kesetimbangan yang dicapai itu lambat. Akan tetapi reaksi akan berlangsung tinggi pada suhu yang tinggi pula dengan menggunakan pendinginan balik atau secara refluks dan asam kuatnya sebagai katalisator maka reaksi ini dipercepat dan kesetimbangannya mudah sekali dicapai. Metil salisilat ialah ester dari asam karboksilat yang mana secara sintesis dapat diperoleh dengan mereaksikan asam salisilat dengan alkohol sampai reaksi tersebut mencapai kesetimbangan. Disini untuk mempercepat reaksinya dengan menambahkan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai katalisator yang dibantu dengan proses pemanasan. Metil salisilat ini pertama kali diperoleh secara alami yang mana dengan mengisolasi nya dari tumbuhan Gandapura maka metil salisilat ini juga dikenal dengan sebutan wintergreen (Tim kimia Organik II, 2020).

    Asam karboksilat merupakan asam yang mengandung gugus karboksil -COOH, asam karboksilat tersebar luas di alam, asam ini ditemukan baik didalam tumbuhan maupun didalam hewan. Semua molekul protein itu terbuat dari asam amino yang merupakan jenis khusus asam karboksilat mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Ester memiliki rumus umum R’COOR, dimana R’ dapat berupa H, suatu gugus alkil atau suatu gugus hidrokarbon aromatik dan R ialah gugus alkil atau karbon aromatik. Ester ini digunakan pada pembuatan parfum dan pemberi rasa dalam industri gula-gula dan minuman ringan (Chang, 2012).

    Minyak Gandapura ini mempunyai metil salisilat berkisar antara 93-98%. Sebagian besar salisilat yang terdapat pada tanaman Gandapura ini berada dalam bentuk aktif yang disebut dengan gaultherin, yang mana ini merupakan konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Pada saat jaringan tumbuhan tersebut rusak atau terkoyak gaultherin ini akan terhidrolisis secara enzimatis menjadi metil salisilat dan terlepas proses ini diduga merupakan bagian dari sistem pertahanan tumbuhan dan gandapura. Gaultherin ini memiliki sifat yang menjadikannya sebagai kandidat terbaik natural aspirin, anti inflamasi (Priyono, 2015). 

    Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna kuning dan bau yang menyengat seperti salep. Turunan asam salisilat selain asetil salisilat juga dapat diubah menjadi salisilanilida. Salisilanilida merupakan senyawa turunan asam salisilat, senyawa ini tidak dapat larut dalam air melainkan larut dalam pelarut organik. Salisilanilida dapat disintesis dari asam salisilat dan anilin penambahan tersebut harus dinetralkan dengan asam kuat yaitu H2SO4. Salisilanida ini dapat disintesis langsung dengan mereaksikan metil salisilat dengan anilin. Anilin merupakan senyawa nukleofil yang menyebabkan atom pada anilin dapat menyerang atom c karbonil yang berikatan rangkap dengan atom o pada metil salisilat proses tersebut menyebabkan keterikatan transisi antara anilin dengan metil salisilat yang mana atom dari anilin mengalami keterikatan dengan atom C pada metil salisilat dan gugus -OCH3 yang akan mengalami pemutusan ikatan dari metil salisilat proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan pelepasan atom H yang terikat pada atom n pada anilin sebagai Amina primer dan membentuk gugus Amida sehingga diperoleh senyawa salisilanida (Rinda,2015). 

    Asam asetilsalisilat bekerja sebagai analgesik antipiretik dengan menghambat prostaglandin yang dibentuk dari metabolisme asam arakidonat dengan katalisator enzim siklooksigenase. Asam asetil ini memiliki efek samping terhadap pernapasan saluran cerna yang dapat menyebabkan pendarahan lambung berat alternatif untuk meningkatkan efektivitas analgesik antipiretik ini asam asetil salisilat serta menurunkan efek sampingnya terus diupayakan modifikasi struktur dari senyawa turunan asam salisilat ini dilakukan dengan mengubah gugus karboksil melalui pembentukan garam Ester atau Amida (Wahyu,2016).

V.           Alat dan Bahan

  • Alat

  1. Labu dasar bulat 500 ml
  2. Labu destilasi 100 ml
  3. Erlenmeyer 200 ml
  4. Termometer
  5. Corong Pisah
  6. Pipa Bengkok
  7. Pendingin (liebig)

  • Bahan

  1. Asam salisilat 28 gr
  2. Methanol 20 ml
  3. Asam sulfat 2 ml
  4. Natrium karboksilat
  5. Magnesium sulfat anhidrat

VI.        Prosedur Kerja

  1. Dimasukkan 28 gr asam salisilat kedalam labu dasar bulat ukuran 500 ml, 20 ml methanol dan 2 ml asam sulfat lalu dikocok.
  2. Dilengkapi labu tadi dengan pendingin air, refluks selama 1.5 jam, biarkan campuran menjadi dingin, rubah posisi pendingin tegak menjadi miring untuk mendestilasi sisa methanol dengan memanaskan diatas penangas air.
  3. Setelah methanol habis terdestilasi, lalu biarkan dingin.
  4. Kemudian isi labu, tuangkan ke dalam corong pisah, dicampur dengan 60 ml air kocok kuat-kuat, dibiarkan sampai tebentuk dua lapisan zat cair.
  5. Dialirkan lapisan ester (lapisan bawah) kedalam Erlenmeyer, sampai bebas asam tambahkan larutan jenuh NaHCO3 sampai bebas asam tambah magnesium sulfat anhidrida untuk mengeringkan ester salisilat selama 30 menit.
  6. Disaring dan filtratnya langsung ditampung kedalam labu destilasi, kemudian destilasi diatas penangas air. Catat temperature pada waktu destilat ditampung.
  7. Bila ternyata temperatur masih jauh dibawa titik didih metal salisilat 115 C murnikan kembali pada metal salisilat yang ditampung dengan mendestilasi lagi. Periksa indeks metal salisilat yang murni ini.  

Dibawah ini merupakan link video terkait Percobaan Pembuatan Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura :

https://youtu.be/FfcjGFwbzrM 

PERMASALAHAN

  1. Apakah proses refluks yang dilakukan pada percobaan ini harus 1.5 jam? apabila etanol telah habis terdestilasi sebelum 1.5 jam apakah kita harus tetap melaksanakan refluks?
  2. Larutan NaHCO3 digunakan untuk membebaskan campuran dari asam. Bagaimanakah larutan yang telah terbebas dari asam? Bagaimana reaksi NaCO3 yang dapat menghilangkan asam?
  3. Apakah pada penambahan natrium bikarbonat dan anhidrat magnesium sulfat memberikan pengaruh yang besar pada percobaan ini?

3 komentar:

  1. Saya Lutfi Praidha (A1C118015) akan mrnjawab pertanyaan nomor 1. Saat etanol telah habis saat refluks dan belum sampai 1,5 jam. Maka proses bisa dihentikan. Karena jika tetap dilakukan proses refluks sedangkan etanol sudah ha is, maka zat lain akan ikut ter refluks.

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab no 3 Sebenarnya yang dicampurkan dengan sodium bikarbonat adalah lapisan ester bagian bawah, penambahan Larutan jenuh NaHCO3 agar ia menjadi bebas asam.jadi penambahan sodium bikarbonat ini sangat penting karena dia menjadi terbebas dari asam.terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) mencoba menjawab pertanyaan No 2 dari saudari.
    bereaksi dengan asam , melepaskan karbon dioksida (secara teknis, asam karbonat , tetapi cepat terurai menjadi CO 2 dan H 2 O):
    CaCO 3 ( s ) + 2 H + ( aq ) → Ca 2+ ( aq ) + CO 2 ( g ) + H 2 O ( l )
    melepaskan karbon dioksida saat pemanasan, yang disebut reaksi dekomposisi termal , atau kalsinasi (hingga di atas 840 ° C dalam kasus CaCO 3 ), untuk membentuk kalsium oksida , yang biasa disebut kapur api , dengan reaksi enthalpy 178 kJ / mol:
    CaCO 3 → CaO ( s ) + CO 2 ( g )
    Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang jenuh dengan karbon dioksida untuk membentuk kalsium bikarbonat yang larut.

    BalasHapus

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...