JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
II
DISUSUN
OLEH :
VIKA
SEPUTRI
(A1C118086)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs.
SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
KIMIA
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN IV
I.
Judul : Pembuatan
Senyawa Organik Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura)
II.
Hari, Tanggal :
Kamis, 29 Oktober 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dari percobaan
kali ini, yaitu :
- Dapat memahami cara pembuatan minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol.
- Dapat mengetahui minyak gandapura merupakan ester karboksilat.
- Dapat menentukan sifat fisik dan kimia dari minyak gandapura.
- Dapat mengetahui jenis reaksi sintesis pembuatan minyak gandapura.
IV.
Landasan Teori
Minyak gosok atau obat gosok yang biasanya digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit secara lokal atau local anastetic yang efektif
dan tidak mempunyai efek samping yang serius pada kulit itulah yang disebut
dengan minyak gandapura. Pembuatan minyak Gandapura atau obat gosok ini yaitu
reaksi esterifikasi yang mana reaksi asam karboksilat dengan alkohol yang
menghasilkan Ester dan air. Kesetimbangan akan diperoleh pada saat kita
menambahkan katalisator yang berupa asam kuat. Pada suhu kamar derajat
kesetimbangan reaksi asam dengan alkohol ini kecil sehingga kesetimbangan
yang dicapai itu lambat. Akan tetapi reaksi akan berlangsung tinggi pada suhu
yang tinggi pula dengan menggunakan pendinginan balik atau secara refluks dan
asam kuatnya sebagai katalisator maka reaksi ini dipercepat dan kesetimbangannya
mudah sekali dicapai. Metil salisilat ialah ester dari asam karboksilat yang
mana secara sintesis dapat diperoleh dengan mereaksikan asam salisilat dengan
alkohol sampai reaksi tersebut mencapai kesetimbangan. Disini untuk mempercepat
reaksinya dengan menambahkan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai
katalisator yang dibantu dengan proses pemanasan. Metil salisilat ini pertama
kali diperoleh secara alami yang mana dengan mengisolasi nya dari tumbuhan
Gandapura maka metil salisilat ini juga dikenal dengan sebutan wintergreen (Tim
kimia Organik II, 2020).
Asam karboksilat merupakan asam yang mengandung gugus karboksil
-COOH, asam karboksilat tersebar luas di alam, asam ini ditemukan baik didalam
tumbuhan maupun didalam hewan. Semua molekul protein itu terbuat dari asam
amino yang merupakan jenis khusus asam karboksilat mengandung gugus amino
(-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Ester memiliki rumus umum R’COOR, dimana R’
dapat berupa H, suatu gugus alkil atau suatu gugus hidrokarbon aromatik dan R ialah
gugus alkil atau karbon aromatik. Ester ini digunakan pada pembuatan parfum dan
pemberi rasa dalam industri gula-gula dan minuman ringan (Chang, 2012).
Minyak Gandapura ini mempunyai metil salisilat berkisar antara
93-98%. Sebagian besar salisilat yang terdapat pada tanaman Gandapura ini
berada dalam bentuk aktif yang disebut dengan gaultherin, yang mana ini merupakan
konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Pada saat jaringan tumbuhan
tersebut rusak atau terkoyak gaultherin ini akan terhidrolisis secara enzimatis
menjadi metil salisilat dan terlepas proses ini diduga merupakan bagian dari
sistem pertahanan tumbuhan dan gandapura. Gaultherin ini memiliki sifat yang
menjadikannya sebagai kandidat terbaik natural aspirin, anti inflamasi
(Priyono, 2015).
Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna
kuning dan bau yang menyengat seperti salep. Turunan asam salisilat selain
asetil salisilat juga dapat diubah menjadi salisilanilida. Salisilanilida
merupakan senyawa turunan asam salisilat, senyawa ini tidak dapat larut dalam
air melainkan larut dalam pelarut organik. Salisilanilida dapat disintesis dari
asam salisilat dan anilin penambahan tersebut harus dinetralkan dengan asam
kuat yaitu H2SO4. Salisilanida ini dapat disintesis
langsung dengan mereaksikan metil salisilat dengan anilin. Anilin merupakan
senyawa nukleofil yang menyebabkan atom pada anilin dapat menyerang atom c
karbonil yang berikatan rangkap dengan atom o pada metil salisilat proses
tersebut menyebabkan keterikatan transisi antara anilin dengan metil salisilat
yang mana atom dari anilin mengalami keterikatan dengan atom C pada metil
salisilat dan gugus -OCH3 yang akan mengalami pemutusan ikatan dari metil
salisilat proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan pelepasan atom H yang
terikat pada atom n pada anilin sebagai Amina primer dan membentuk gugus Amida
sehingga diperoleh senyawa salisilanida (Rinda,2015).
Asam asetilsalisilat bekerja sebagai analgesik antipiretik dengan
menghambat prostaglandin yang dibentuk dari metabolisme asam arakidonat dengan
katalisator enzim siklooksigenase. Asam asetil ini memiliki efek samping
terhadap pernapasan saluran cerna yang dapat menyebabkan pendarahan lambung berat
alternatif untuk meningkatkan efektivitas analgesik antipiretik ini asam asetil
salisilat serta menurunkan efek sampingnya terus diupayakan modifikasi struktur
dari senyawa turunan asam salisilat ini dilakukan dengan mengubah gugus
karboksil melalui pembentukan garam Ester atau Amida (Wahyu,2016).
V.
Alat dan Bahan
- Alat
- Labu dasar bulat 500 ml
- Labu destilasi 100 ml
- Erlenmeyer 200 ml
- Termometer
- Corong Pisah
- Pipa Bengkok
- Pendingin (liebig)
- Bahan
- Asam salisilat 28 gr
- Methanol 20 ml
- Asam sulfat 2 ml
- Natrium karboksilat
- Magnesium sulfat anhidrat
VI.
Prosedur Kerja
- Dimasukkan 28 gr asam salisilat kedalam labu dasar bulat ukuran 500 ml, 20 ml methanol dan 2 ml asam sulfat lalu dikocok.
- Dilengkapi labu tadi dengan pendingin air, refluks selama 1.5 jam, biarkan campuran menjadi dingin, rubah posisi pendingin tegak menjadi miring untuk mendestilasi sisa methanol dengan memanaskan diatas penangas air.
- Setelah methanol habis terdestilasi, lalu biarkan dingin.
- Kemudian isi labu, tuangkan ke dalam corong pisah, dicampur dengan 60 ml air kocok kuat-kuat, dibiarkan sampai tebentuk dua lapisan zat cair.
- Dialirkan lapisan ester (lapisan bawah) kedalam Erlenmeyer, sampai bebas asam tambahkan larutan jenuh NaHCO3 sampai bebas asam tambah magnesium sulfat anhidrida untuk mengeringkan ester salisilat selama 30 menit.
- Disaring dan filtratnya langsung ditampung kedalam labu destilasi, kemudian destilasi diatas penangas air. Catat temperature pada waktu destilat ditampung.
- Bila ternyata temperatur masih jauh dibawa titik didih metal salisilat 115 C murnikan kembali pada metal salisilat yang ditampung dengan mendestilasi lagi. Periksa indeks metal salisilat yang murni ini.
Dibawah ini merupakan link video terkait Percobaan Pembuatan Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura :
PERMASALAHAN
- Apakah proses refluks yang dilakukan pada percobaan ini harus 1.5 jam? apabila etanol telah habis terdestilasi sebelum 1.5 jam apakah kita harus tetap melaksanakan refluks?
- Larutan NaHCO3 digunakan untuk membebaskan campuran dari asam. Bagaimanakah larutan yang telah terbebas dari asam? Bagaimana reaksi NaCO3 yang dapat menghilangkan asam?
- Apakah pada penambahan natrium bikarbonat dan anhidrat magnesium sulfat memberikan pengaruh yang besar pada percobaan ini?
Saya Lutfi Praidha (A1C118015) akan mrnjawab pertanyaan nomor 1. Saat etanol telah habis saat refluks dan belum sampai 1,5 jam. Maka proses bisa dihentikan. Karena jika tetap dilakukan proses refluks sedangkan etanol sudah ha is, maka zat lain akan ikut ter refluks.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab no 3 Sebenarnya yang dicampurkan dengan sodium bikarbonat adalah lapisan ester bagian bawah, penambahan Larutan jenuh NaHCO3 agar ia menjadi bebas asam.jadi penambahan sodium bikarbonat ini sangat penting karena dia menjadi terbebas dari asam.terimakasih
BalasHapusSaya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) mencoba menjawab pertanyaan No 2 dari saudari.
BalasHapusbereaksi dengan asam , melepaskan karbon dioksida (secara teknis, asam karbonat , tetapi cepat terurai menjadi CO 2 dan H 2 O):
CaCO 3 ( s ) + 2 H + ( aq ) → Ca 2+ ( aq ) + CO 2 ( g ) + H 2 O ( l )
melepaskan karbon dioksida saat pemanasan, yang disebut reaksi dekomposisi termal , atau kalsinasi (hingga di atas 840 ° C dalam kasus CaCO 3 ), untuk membentuk kalsium oksida , yang biasa disebut kapur api , dengan reaksi enthalpy 178 kJ / mol:
CaCO 3 → CaO ( s ) + CO 2 ( g )
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang jenuh dengan karbon dioksida untuk membentuk kalsium bikarbonat yang larut.