Minggu, 25 Oktober 2020

LAPORAN PERCOBAAN 3 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)

 LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II 


DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

  

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020


VII. DATA PENGAMATAN

NO

PERLAKUAN

TUJUAN

HASIL

1.

Dimasukan asam 5 gram kedalam labu di tambahkan larutan asam asetat  1:1 (20 ml air : 20 ml asam asetat) kemudian ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak  1 ml H2SO4 (20 tetes)

Penambahan  H2SO4  sebagai katalisator, jadi asam sulfat ini berfungsi untuk mempercepat  terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit.

Terjadi perubahan warna putih keruh

2.

Direfluks

Dilakukan refluks bertujuan untuk menyempurnakan hasil reaksi

Larutan berubah warna menjadi bening 

VIII. PEMBAHASAN

    Asam salisilat merupakan senyawa bifungsional ,yaitu gugus fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Dengan demikian asam salisilat dapat berfungsi sebagai fenol, asam salisilat dapat mengalami esterifikasi. Asam asetil salisilat merupakan golongan salisilat yang termasuk kedalam obat anti nyeri. Aspirin ini dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat dengan bantuan berupa katalis yaitu asam sulfat pekat, dimana asam sulfat pekat digunakan sebagai penghidrasi. Pada percobaan pembuatan asam asetil salisilat (Aspirin) ini digunakan 20 ml air ditambahlan dengan 20 ml asam asetat yaitu perbandingan 1:1.

    Pada percobaan ini asam salisilat yang digunakan berfungsi sebagai pereaksi pembatas, artinya jika dilihat dari teoritis jumlah aspirin yang dihasilkan akan setara dengan aspirin yang direaksikan, proses penambahan 20 ml air dan 20 ml asam asetat terjadi perubahan warna putih keruh. Selanjutnya ditambahkan 1 ml H2SO4 proses penambahan asam sulfat berfungsi sebagai zat penghidrasi, selain itu juga sebagai katalisator, jadi asam sulfat ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperukan dalam sintesa sedikit.

   Setelah itu dilakukan refluks, refluks adalah Teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya kondesat ini kedalam sistem asalnya, refluks ini bertujuan untuk mengatur emerge dalam reaksi kimia, suatu campuran cairan reaksi dimasukkan dalam bejana yang terbuka bagian atasnya ini berfungsi untuk mengakselerasi reaksi secara termal dengan melakukannya pada temperature tinggi dan  memperbesar L/V di enriching section, sehingga mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk produk kualitas yang ditentukan, lalu refluks untuk mempercepat suatu reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada, dimana pada umumnya reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupul hasil reaksi, karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks, didapatkan hasil setelah direfluks larutan berubah warna menjadi bening, dikarenakan waktu yang terbatas maka kami hanya melakukan pada batas larutan direfluks.

IX. PERTANYAAN PASCA

  1. Mengapa anhidrat asetat digantikan dengan asam asetat glasial? apakah tidak ada pengaruh lain yang ditimbulkan dari pergantian salah satu zat yang digunakan?
  2. Mengapa pada penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan diawal tahapan?
  3. Mengapa pada percobaan ini menggunakan teknik/metode refluks?

X. KESIMPULAN

  1. Asam salisilat memiliki kandungan utamanya yaitu asam asetilsalisilat (aspirin)
  2. Asam asetilsalisilat dapat dibuat dari sintesis dengan asam salisilat yang direaksikan dengan asam asetat anhidrat
  3. Asam salisilat ialah salah satu obat anti inflamsi non steroid golongan salisilat. Bahan ini bisa dibuat dalam bentuk linimentum atau salep yang fungsinya untuk menghilangkan nyeri pada pinggang, pinggul dan rematik.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri. 2008. LandfillingLimbah. Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan –Institut Teknologi Bandung.

Ganiswarna, S.G., Stiabudi, R., Suyatna, F.D., dan Nafrialdi (eds). 1995. Farmakologi Terapi. Jakarta: FK-UI

Tim Kimia Organik II. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi: UNJA.

Tjay,T.H., dan Raharja K.. 2002. Obat- Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Medika Komputindo.

Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka

3 komentar:

  1. Saya Bella Veronica mencoba menjawab permasalahan no.3 refluks ini dilakukan bertujuan untuk mengatur emerge dalam reaksi kimia, mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk produk kualitas yang ditentukan, lalu refluks juga dilakukan untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 2. penambahan asam asetat disini diawal tahapan dikarenakan asam sulfat merupakan katalisator,jadi asam sulfat ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit.

    BalasHapus
  3. Saya Jony Erwin (098) akan menjawab no 1
    Menurut saya tidak karena asam asetat glasial merupakan pelarut protik polar yang baik dan digunakan sebagai pelarut pada rekristalisasi untuk memurnikan senyawa organik.

    BalasHapus

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...