Rabu, 16 Desember 2020

JURNAL PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II


DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
 
 

PERCOBAAN XII

       I.            Judul                 : Uji Asam Amino dan Protein

    II.            Hari, Tanggal   : Kamis, 17 Desember 2020

 III.            Tujuan              : Adapun tujuan dari percobaan kali ini, yaitu :

  1. Dapat mengetahui gugus asam dan amina pada asam amino dan protein.
  2. Dapat mengenal uji kimia yang dapat membedakan antara asam amino dan protein
  3. Dapat membandingkan sifat-sifat golongan primer alami (protein) dengan monomernya yaitu asam amino.
  4. Dapat mempelajari beberapa bahan makanan yang mengandung protein dan asam amino.
  5. Dapat menentukan reaksi koagulasi protein.
  6. Dapat menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat.

 IV.            Landasan Teori

    Nama protein berasal dari kata ‘proteos’ yang berarti pertama. Karena ternyata protein penting sekali bagi kehidupan. Protein  merupakan komponen utama dalam pembentukan struktur sel,misalnya dalam rambut,wol kolagen, jaringan penghubung membrane sel . Protein mengandung asam amino sistein, sistin dan metionin maka disamping mengandung unsur utama C,H,O,N juga mengandung unsur S (sulfur) (Mastura, 2008).

    Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat, molekul, protein mengadnung terpor belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolukel seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi juga dikenal dengan nukleoprptein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi 2 goongan utama ialah pertma protein sederhana yakni protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asan amino dan yang kedua adalah protein terkonjugasi yakni protein yang dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino namun menghasilkan juga komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut gugus protestic (Tim Penuntun Kimia Organik II, 2020).

   Protein termasuk dalam senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan peranannya protein berasal dari kata proteos yang artinya pertama. “Protein” adalah poliamina dan jika dihidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino hanya 20 asam amino yang ;azim kita temui dalam protein tumbuhan dan hewan. Namun kedua puluh asam amino ini dapat dihubungkan dengan berbagi cara membentuk otot, enzim, dan lainya. Asam-aam amino yang terdapat pada protein adalah asam α aminokarboksilat. Variasi dalam struktur monomer-monomer ini terjadi dalam rantai samping. Asa amino tidak selalu bersifat seperti senyawasenyawa organik. Titik leleh diatas 200 oC, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar, asam amino larut dalam pelarut air dan organic, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar. Asam amino memiliki moment dipole yang besar, juga mereka bersifat kurang asam dibandingkan sebagian besar asam katrboksilat dan kuarang basa dibandingkan sebagian besar senyawa amina yang lain (Fessenden, 1989).

   Peptida sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih residu asam amino, masing-masing disebut dipeptida, tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya. Peptide didapatkan dari hidrolisis rantai panjang suatu polipeptida (protein). Sebagaimana asam amino, peptide memiliki pH isolistrik (pHI). Reaksi kimia peptide disebabkan karena adanya gugus junh –NH2, R, dan –COOH. Seperti pada asam amino, gugus -NH2 pada peptide dapat direaksikan dengan 2,4 dinitrofenil florobenzene fenilisotianat dan gugus –COOH. Dapat diesterfikasi dengan dan direduksi. Caa reaksi berwarna yang lain untuk pepetida dan protein tetapi tidak untuk asam amino bebas, adalah reaksi biuret. Reaksi ini terjadi antara pepetida atau protein dengan CuSO4 dan alkali, yang menghasilkan senyaw kompleks berwarna ungu (Wirahardikusumah, 2008).

   Asam amino dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok berdasarkan dapat tidaknya dibentuk dalam tubuh manusia, yaitu: asam amino esensial ( yang tidak dapat dibentuk dalam tubuh), asam amino yang termasuk dalam kelompok esensial adalah isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin.  Asam amino nonesensial ( yang dapat dibentuk dalam tubuh ), asam amino yang termasuk dalam kelompok nonesensial adalah arginin, histidin, asam glutamate, asama aspartat, glutamine, prolin, asparagin, alamin, glisin, serin dan sistein (Lehninger, 1982).

   Asam amino memiliki peranan yang penting bagi makhluk hidup. Misalnya penggunaan asam amino dalam elemen penyaring buah pada tumbuhan Arabidopsis thaliana(L). Penggunaan asam amino dalam elemen penyaring air buah dibentuk menjadi faktor pembatas terbesar untuk pertumbuhan dan reproduksi kutu daun. Elemen penyaring air buah dikumpulkan dari operasi kutu daun dan diperoleh dari asam amino yang disebabkan oleh proses pembungaan (Hunt dkk., 2009).

    V.            Alat dan Bahan

  •  Alat
  1. Tabung reaksi
  2. Pipet tetes
  3. Termometer
  • Bahan        
  1. Albumin 5%
  2. HCl pekat
  3. HNO3 pekat
  4. NaOH pekat
  5. HCl 10%
  6. NaOH 10%
  7. CuSO4 10%
  8. AgNO3 1 %
  9. Albumin telur
  10. Asam Glutamat
  11. Kasein/gelatin
  12. NaNO2 5%
  13. HCl 5%

 VI.            Prosedur Kerja

  • Koagulasi Protein
  1. Disiapkan tabung reaksi bersih sebanyak 5 buah, masing-masing diisi dengan 2 ml larutan albumin 5 %
  2. Pada tabung 1 dilakukan pemanasan perlahan dengan api kecil, lalu dicatat suhu ketika protein mulai berkoagulasi. Pada tabung 2 ditambahkan 4 ml etanol dan HCl pekat. Pada tabung 3 ditambahkan HCl pekat, pada tabung 4 dimasukkan beberapa tetes HNO3 pekat, dan pada tabung 5 ditambahkan beberapa tetes NaOH pekat.
  3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung dan bandingkan hasilnya.
  • Pengendapan Protein dan Kation
  1. Disiapkan tabung reaksi bersih sebanyak 5 buah. Pada tabung 1 diisi dengan 5 ml air, pada tabung 2 diisi dengan larutan albumin 5%, pada tabung 3 diisi 5 ml air dan 4 tetes HCl 10%, pada tabung 4 diisi 5 ml larutan albumin 10% dan 4 tetes HCl 10%, pada tabung 5 diisi dengan 5 ml air dan 4 tetes NaOH 10%. Lalu pada tabung terakhir diisi dengan 5ml albumin 10% tetes dan 4 tetes NaOH 10%.
  2. Dimasukkan 2 ml larutan CuSO4 10% pada masing-masing tabung.
  3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung.
  • Pengaruh Logam Berat pada Protein dan Larutan Asam Amino
  1. Dicampurkan beberapa tetes larutan AgNO3 1% dengan 1 ml dari albumin telur, gelatin, dan larutan asam glutamate pada tabung berbeda
  2. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung.
  • Reaksi Warna Biuret untuk Protein
  1. Dimasukkan 1 ml larutan albumin 5 % kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10%. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 1%.
  2. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
  • Reaksi Xanthoproteat dengan Protein
  1. Dimasukkan sejumlah kecil serbuk kasein/gelatin kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat dan dipanaskan secara perlahan.
  2. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

PERMASALAHAN

  1. Pada prosedur koagulasi protein, mengapa perlu ditambahkan nya albumin?
  2. Pada prosedur reaksi warna biuret untuk protein, apakah fungsi dari larutan CuSO4 1%?
  3. Mengapa pada prosedur reaksi xanthoproteat protein, penambahan dan pemanasan HNO3 pekat dilakukan secara perlahan-lahan?

3 komentar:

  1. Nadiya Qotrunnada Tohiri A1C118073 ingin mencoba menjawab permasalahan ke 2.

    Pada reaksi warna biuret untuk protein, fungsi larutan CuSO4 adalag sebagai pelarut. Yang mana bertujuan untuk merubah larutan menjadi basa sehingga di hasilkan suatu senyawa kompleks berwarna ungu, sebagai deteksi protein.

    BalasHapus
  2. Saya Yupita Sri Rizki ingin mencoba menjawab no 3 menurut saya mengapa ditambah kan perlahan lahan agar larutan ini bisa bereaksi dengan baik, apabila di masukkan secara langsung maka larutan tadi tidak bereaksi dengan sempurna.

    Menurut literatur yang saya baca Larutan protein (albumin)di dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 molar 1 dan dipanaskan selama 5 menit, terjadi reaksi pada larutan aluminium yang ditambahkan asam asetat yaitu seluruh larutan setelah dipanaskan menjadi endapan putih.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 1
    Karena albumin memiliki ikatan peptida yang panjang. Terimakasih

    BalasHapus

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...