LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK II
DISUSUN OLEH :
VIKA SEPUTRI
(A1C118086)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. DATA PENGAMATAN
A. Flavanoid
No |
Perlakuan |
Tujuan |
Hasil |
1 |
Bubuk kulit jeruk di masukkan ke labu erlenmeyer, lalu dicampurkan dengan methanol 95% dan diaduk
|
Untuk membuat ekstrak etanolik, diaduk supaya bubuknya dapat larut dengan metanol
|
Didapatkan larutan berwarna oranye
|
2 |
Setelah diaduk, di tutup wadahnya lalu didiamkan selama 30 menit
|
Bertujuan untuk mengendapkan larutan atau menjenuhkan larutan
|
Warna larutan oranye dengan ada endapan
|
3 |
Disaring, dan ekstraknya dilakukan tes Shinoda
|
Tujuan disaring supaya bisa mendapatkan filtrat atau ekstrak etanol nya
|
Larutannya berwarna kuning
|
4 |
Dimasukkan ekstrak etanol ke tabung reaksi 2-3 ml lalu tambahkan HCl 2-3 tetes + 2 buah magnesium
|
Magnesium dan HCl disini digunakan karena untuk menguji flavonoid dengan tes Shinoda, dimana jika warna oranye kemerahan yang muncul dinyatakan positif flavonoid, karena terjadi ikatan antara flavonoid dengan Mg berlebih
|
Setelah dicampurkan , didapatkan larutan yang berwarna orange kemerahan, menandakan positif flavonoid |
5 |
Selanjutnya identifikasi flavonoid dengan reagen alkalin, Dimasukkan ekstrak etanol ke dua tabung reaksi lalu ditambahkan 2% NaOH di kedua tabung. Lalu ditabung kiri ditambah HCl
|
NaOH digunakan sebagai katalis basa yang menyebabkan terjadinya pengurain senyawa flavonoid menjadi molekul asetofenon yang berwarna kuning sampai cokelat. HCl digunakan untuk menghidrolisis flavonoid mmenjadi aglikonnya yang akan mengahasilkan warna merah, kuning, ataupun jingga.
|
Pada tabung kiri, wananya kuning dan pada tabung kanan berwarna oranye. Terlihat pada tabung kiri menandakan terdapat flavonoid |
B. Saponin
No |
Perlakuan |
Tujuan |
Hasil |
1 |
Disiapkan bubuk akar manis dan air secukupnya kemudian di campurkan dan di goyangkan perlahan
|
Digoyangkan bertujuan untuk memisahkan getah dalam bubuk
|
Larutan berwarna coklat krim dan sedikit ada busa di bagian atas
|
2 |
Di aduk menggunakan batang pengaduk
|
Pengadukan ini bertujuan agar campuran merata
|
Larutan teteap berwarna coklat krim tetapi busa bertambah di bagian atas
|
3 |
Dipanaskan diatas mantel pemanas sekitar 15 menit
|
Pemanasan dilakukan untuk mendapatkan extrak air
|
Larutan tetap ciklat krim da nada busa di atas
|
4 |
Didinginkan dan saring menggunakan kertas saring dan di tamping extrak air di gelas kimia
|
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan busa dari cairan
|
Larutan coklat krim dan berbusa setelah di saring menjadi berwarna coklat gelap tidak ada busa
|
5 |
Extrak di dalam gelas kimia tadi dipindahkan sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian digoyangkan
|
Digoyangkan bertujua untuk membentuk busa
|
Larutan coklat gelap dan dibagian atas terdapat busa
|
6 |
Diamkan tabung reaksi selama 5 menit
|
Untuk melihat kestabilan busa, bila busa tetap ada maka dapat dinyatakan terdapat saponin didalam extrak tersebut
|
Larutan tetap berwarna coklat gelat dan di atas tetap ada busa, maka dalam extrak ini terdapat saponin |
C. Tannin
No |
Perlakuan |
Tujuan |
Hasil |
1 |
Dimasukan kegelas kimia kulit arjuna yang telah dibubuk lalu ditambahkan air secukupnya kemudian dipanaskan diatas mantel pemanas selama beberapa menit |
Pemanasan untuk mendapatkan ekstrak air.
|
Berwarna coklat
|
2 |
Setelah mendidih saring isi gelas kimia melalui kertas saring, setelah penyaringan ambil ekstraksi berair kulit arjuna dan tambahkan 2 ml ekstrak ke dalam tabung reaksi 1 dan 2
|
Disaring untuk memisahkan serbuk dan ekstrak air |
Berwarna coklat kemerahan
|
3 |
Dua Tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak tadi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan besi klorida 5% pada tabung pertama. |
Larutan besi klorida bertujuan untuk menguji kandungan tannin dalam sampel
|
Tabung 1 berwarna birutua, berarti menandakan mengandung tannin. Tabung 2 berwarna coklat kemerahan (masih dalam ekstrak asli )
|
4 |
Dua tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak yang tadi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin 1 % yang mengadung 10% NaCl pada tabung pertama .
|
Larutan gelatin bertujuan untuk menguji kandungan tannin dalam sampel |
Tabung 1 berwarna orange dan terdapat endapan putih . Tabung 2 berwarna coklat kemerahan .
|
5 |
Dua tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak yang tadi lalu ditambahkan beberapa tetes larutan Timbal asetat pada tabung pertama.
|
Larutan timbal asetat bertujuan untuk menguji kandungan tannin dalam sampel.
|
Tabung 1 berwarna orange dan terdapat endapan putih . Tabung 2 berwarna coklat kemerahan |
VIII. PEMBAHASAN
Skrining fitokimia ialah merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat dengan cepat memisahkan antara bahan alam yang memiliki kandungan fitokimia tertentu dengan bahan alam yang tidak memiliki kandungan fitokimia tertentu. Skrining fitokimia ialah tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi
A. Pemeriksaan Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid merupakan golongan metabolit sekunder yang disintesis dari asam piruvat melalui metabolisme asam amino. Flavonoid ialah senyawa fenol, sehingga warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak. Terdapat sekitar 10 jenis flavonoid yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon, dan isoflavon.
Pada pemeriksaan flavonoid ini pada langkah pertama bubuk kulit jeruk di masukkan ke labu erlenmeyer, lalu dicampurkan dengan methanol 95% dan diaduk, dimana tujuan nya yaitu untuk membuat ekstrak etanolik, diaduk supaya bubuknya dapat larut dengan metanol,didapatlah hasil nya didapatkan larutan berwarna orange. Selanjutnya setelah diaduk, di tutup wadahnya lalu didiamkan selama 30 menit, ini bertujuan untuk mengendapkan larutan atau menjenuhkan larutan, didapatkan hasil nya yaitu warna larutan orange dengan ada endapan. Setelah itu disaring dan ekstraknya dilakukan tes shinoda, dimana tujuan nya supaya bisa mendapatkan filtrat atau ekstrak etanol nya lalu di dapatkan hasilnya yaitu larutannya berwarna kuning.
Setelah itu dimasukkan ekstrak etanol ke tabung reaksi 2-3 ml lalu tambahkan HCl 2-3 tetes ditambahkan 2 buah magnesium, Magnesium dan HCl disini digunakan karena untuk menguji flavonoid dengan tes Shinoda, dimana jika warna orange kemerahan yang muncul dinyatakan positif flavonoid, karena terjadi ikatan antara flavonoid dengan Mg berlebih, dan didapatkan hasil yaitu setelah dicampurkan, didapatkan larutan yang berwarna orange kemerahan, menandakan positif flavonoid. Selanjutnya identifikasi flavonoid dengan reagen alkalin, dimasukkan ekstrak etanol ke dua tabung reaksi lalu ditambahkan 2% NaOH di kedua tabung. Lalu ditabung kiri ditambah HCl, dimana NaOH digunakan sebagai katalis basa yang menyebabkan terjadinya pengurain senyawa flavonoid menjadi molekul asetofenon yang berwarna kuning sampai cokelat. HCl digunakan untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya yang akan mengahasilkan warna merah, kuning, ataupun jingga. Didapatkan hasil yaitu pada tabung kiri, warnanya kuning dan pada tabung kanan berwarna orange. Terlihat pada tabung kiri menandakan terdapat flavonoid.
B. Pemeriksaan Saponin
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloida dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam.
Pada langkah yang pertama yaitu disiapkan bubuk akar manis dan air secukupnya kemudian di campurkan dan di goyangkan perlahan, tujuan digoyangkan untuk memisahkan getah dalam bubuk, didapatkan hasil yaitu larutan berwarna coklat krim dan sedikit ada busa di bagian atas. Kemudian di aduk menggunakan batang pengaduk, tujuan pengadukan ini bertujuan agar campuran merata, didapatkan hasil yaitu larutan tetap berwarna coklat krim tetapi busa bertambah di bagian atas. Langkah selanjutnya dipanaskan diatas mantel pemanas sekitar 15 menit, Pemanasan dilakukan untuk mendapatkan extrak air, didapatkan hasil yaitu larutan tetap coklat krim dan ada busa di atas.
Pada langkah selanjutnya yaitu didinginkan dan saring menggunakan kertas saring dan di tamping extrak air di gelas kimia, Tujuan penyaringan untuk memisahkan busa dari cairan, didapatkan hasil yaitu larutan coklat krim dan berbusa setelah di saring menjadi berwarna coklat gelap tidak ada busa. Kemudian Extrak di dalam gelas kimia tadi dipindahkan sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian digoyangkan, digoyangkan disini bertujuan untuk membentuk busa, didapatkan hasil yaitu larutan coklat gelap dan dibagian atas terdapat busa. Pada langkah terakhir ini didiamkan tabung reaksi selama 5 menit, Untuk melihat kestabilan busa, bila busa tetap ada maka dapat dinyatakan terdapat saponin didalam extrak tersebut jadi di dapatkan hasil akhirnya yaitu larutan tetap berwarna coklat gelat dan di atas tetap ada busa, maka dalam extrak ini lah terdapat saponin.
C. Pengamatan Tannin
Tannin merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksi fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada daun, buah dan batang. Tanin ialah senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Menurut batasannya tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air. Didalam tumbuhan, letak tanin terpisah dari protein dan enzin sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak misalnya bila hewan memakannya maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencerna hewan pemakan tumbuhan.
Pada langkah pertama yaitu dimasukan ke dalam gelas kimia kulit arjuna yang telah dibubuk lalu ditambahkan air secukupnya kemudian dipanaskan diatas mantel pemanas selama beberapa menit, tujuan pemanasan adalah untuk mendapatkan ekstrak air, maka di peroleh larutan berwarna coklat, selanjutnya setelah mendidih saring isi gelas kimia melalui kertas saring, setelah penyaringan ambil ekstraksi berair kulit arjuna dan tambahkan 2 ml ekstrak ke dalam tabung reaksi 1 dan 2, tujuan disaring untuk memisahkan serbuk dan ekstrak air, didapatkan hasil yaitu larutan berwarna coklat kemerahan. Kemudian dua tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak tadi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan besi klorida 5% pada tabung pertama, disini larutan besi klorida bertujuan untuk menguji kandungan tannin dalam sampel, didapatkan hasil yaitu tabung 1 berwarna biru tua, berarti menandakan mengandung tannin. Tabung 2 berwarna coklat kemerahan (masih dalam ekstrak asli).
Pada langkah selanjutnya yaitu dua tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak yang tadi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin 1% yang mengadung 10% NaCl pada tabung pertama, disini larutan gelatin berfungsi untuk menguji kandungan tannin dalam sampel, maka di dapatkan lah hasil yaitu tabung 1 berwarna orange dan terdapat endapan putih dan tabung 2 berwarna coklat kemerahan. Pada langkah terakhir disini dua tabung reaksi diisi dengan 2 ml ekstrak yang tadi lalu ditambahkan beberapa tetes larutan timbal asetat pada tabung, larutan timbal asetat ini berfungsi untuk menguji kandungan tannin dalam sampel, didapatkan lah hasil akhir yaitu tabung 1 berwarna orange dan terdapat endapan putih dan Tabung 2 berwarna coklat kemerahan.
IX. PERTANYAAN PASCA
- Pada percobaan ini, pada pemeriksaan flavonoid dilakukan tes shinoda. Apakah yang dimaksud dari tes shinoda ini dan apa guna dilakukannya tes tersebut?
- Pada percobaan ini, mengapa pada pemeriksaan flavonoid itu dihasilkan larutan yang berwarna kuning?
- Pada pengamatan tannin, menggunakan larutan besi klorida untuk menguji kandungan tannin dalam sampel. Bagaimana jika menggunakan larutan lain selain larutan besi klorida? Apakah mempengaruhi hasil yang didapatkan?
X. KESIMPULAN
- Jenis-jenis pereaksi yang digunakan pada percobaan ini yaitu pereaksi wagner, meyer, dragendrof, pereaksi shinoda (flavonoid), dan pereaksi kiberman buchrad (steroid).
- Teknik-teknik skrinning fitokimia dapat dilakukan dengan teknik pemisahan alkaloid, flavonoid, saponin, kumarin, kuinon, steroid dan terpenoid.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Audia. 2017. Skrinning Fitokimia Dan Uji Anti Bakteri Ekstrak Etanol Buah Kawista (Limonia Ocidissina L). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FKIP Unsyiah.Vol.2 No.1
Kristanti,A,N,N,S, dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA. Surabaya: Universitas Airlangga
Roby. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press
Tim Penuntun Kimia Organik II. 2020. Penuntun Kimia Organik 2. Jambi: Universitas Jambi
Saya Bella Veronica (095) akan mencoba menjawab permasalahan no.1 tes shinoda ini merupakan tes yang digunakan sebagai menguji flavonoid
BalasHapussaya susilawati 091 akan menjawab permaslahan no 2 karena mengandung filtrat atau ekstrak etanol nya lalu di dapatkan hasilnya yaitu larutannya berwarna kuning.
BalasHapusSaya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 3 yaitu ya mempengaruhi karna disini tujuan ditambahkannya besi klorida yaitu untuk menguji kandungan tannin dalam sampel
BalasHapus