Senin, 21 Desember 2020

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

VII. DATA PENGAMATAN

NO

PERLAKUAN

TUJUAN

HASIL

1.

Pada tabung reaksi 1, dimasukkan 5 tetes minyak Ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 2 ml aquades. Lalu  dikocok tabung reaksi selama 1 menit

 

 

 

 

 

Untuk mengetahui adanya emulsi pada lemak

larutan  berwarna putih keruh

2.

Pada tabung reaksi 2, dimasukkan 5 tetes minyak kedalam tabung reaksi, kemudian ditambah larutan sabun sebanyak 2 ml. kemudian dikocok selama 1 menit.

 larutan berwarna putih susu.

3.

Pada tabung teaksi 3, dimasukan 5 tetes minyak, kemudian tambhakan putih telur sebanyak 2ml, lalu di kocok selama 1 menit.

larutan berwarna putih kekuningan di bagian bawah dan putih susu di bagian atas.

4.

Pada tabung reaksi 3, dimasukkan 5 tetes minyak, kemudian tambahkan santan sebanyak 2ml. kemudian dikocok selama 1 menit

larutan berwarna putih susu.

VIII. PEMBAHASAN

    Pada percobaan ini, kita akan membahas tentang percobaan uji lemak dengan menggunakan uji pembentukan emulsi pada lemak. Emulsi ialah suatu campuran yang terdiri dari zat yang tidak homogen (bercampur) seperti minyak dan air. Pada percobaan ini, digunakan minyak dan beberapa larutan lain yaitu larutan sabun, putih telur, santan dan aquades. Pertama-tama yang dilakukan yaitu pada tabung reaksi 1, dimasukkan 5 tetes minyak, kemudian ditambah 2 ml aquades. Lalu  dikocok tabung reaksi selama 1 menit. Tujuan dilakukannya pengocokan yaitu untuk menghomogenkan larutan agar dapat diketahui apakah emulsi terbentuk pada campuran tersebut. Didapatkanlah hasil yaitu larutan berwarna putih keruh.

    Langkah selanjutnya pada tabung reaksi 2, dimasukkan 5 tetes minyak kedalam tabung reaksi, kemudian ditambah larutan sabun sebanyak 2 ml, kemudian dikocok selama 1 menit. Didapatkanlah hasil yaitu larutan berwarna putih susu. Lalu, pada tabung reaksi 3 dimasukkan 5 tetes minyak, kemudian tambahkan putih telur sebanyak 2ml, lalu di kocok selama 1 menit. Didapatkanlah yaitu larutan berwarna putih kekuningan di bagian bawah dan putih susu di bagian atas. Selanjutnya pada tabung terakhir, dimasukkan 5 tetes minyak, kemudian tambahkan santan sebanyak 2ml, kemudian dikocok selama 1 menit. Didapatkanlah hasil yaitu larutan berwarna putih susu.

    Dari hasil yang didapat, pada tabung 1 campuran minyak dan air didapatkanlah hasil yaitu larutan berwarna putih keruh. Menurut literatur, minyak bersifat non polar sedangkan air bersifat polar. Sehingga, apabila kedua larutan tersebut dicampurkan tidak dapat bercampur, maka emulsi yang dihasilkan tidak stabil. Begitu pula pada tabung 3, dengan penambahan putih telur yang memiliki kandungan protein sehingga bersifat polar. Ketika minyak dan putih telur dicampurkan maka kedua campuran ini tidak dapat bercampur. Hal ini sesuai dengan hasil analisis video yang didapatkan dimana dihasilkan yaitu larutan berwarna putih kekuningan di bagian bawah dan putih susu di bagian atas. Sedangkan, pada tabung ke 2 yang berisi minyak dan larutan sabun serta tabung ke 4 yang berisi minyak dan santan dihasilkan larutan berwarna putih, sehingga terlihat bahwa emulsi yang dihasilkan merupakan emulsi yang stabil. Menurut literatur, penambahan zat tersebut dapat menghasilkam emulsi yang stabil dikarenakan larutan tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fasa cairan yang biasanya disebut agen pengemulsi. Sehingga, pada analisis video yang telah ditonton, terlihat campuran yang dihasilkan pada tabung 2 dan ke 4 adalah larutan berwarna putih.

PERTANYAAN PASCA

  1. Pada percobaan ini, apakah yang menyebabkan terbentuknya emulsi?
  2. Mengapa pada percobaan ini minyak dan putih telur tidak menyatu? Apa yang menyebabkan nya?
  3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi pada percobaan ini?

KESIMPULAN

  1. Jika dibahan terdapat lemak, maka akan mengalami emulsi dengan sempurna yang ditunjukkan dengan adanya endapan (emulsi). Lemak yang teremulsi dalam larutan emulsifier, hal ini dibuktikan dengan percobaan yang mana lemak hanya bisa teremulsi dalam larutan emulsifier.
  2. Secara kimiawi, sabun itu ialah garam dari asam lemak yang rantainya panjang. Garam terbentuk jika lemak atau minyak dipanaskan menggunakan alkali sehingga gugus ester dari lemak itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Oktaviana, N. D., 2009. Hubungan Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak Goreng Ditinjau dari Bilangan Polisakarida. Jurnal Biokimia. Vol.  1 (1): 31-35.

Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak   Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 (4) : 154 160.

Sistiawan, W. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Universitas Muhammadiyah  Sukabumi : Sukabumi.

Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun Pratikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.

Tuminah, S., 2010. Efek Perbedaan Sumber dan Struktur Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 38 (1): 43-51.

Minggu, 20 Desember 2020

LAPORAN PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN

 LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

DISUSUN OLEH :

VIKA SEPUTRI

(A1C118086)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 VII. DATA PENGAMATAN

NO.

PERLAKUAN

TUJUAN

HASIL

1.

Disiapkan 4 tabung.

Tabung 1 = fenilalanin

Tabung 2 = alanin

Tabung 3 = susu

Tabung 4 = albumin

Untuk dilakukan uji biuret

Tabung 1,2, dan 4 (tidak berwarna)

Tabung 3 (putih)

2.

Di tetesin dengan biuret

-


3.

Lalu di homogenkan

Agar terbentuknya warna hasil uji biuret

Tabung 1 dan 2 (tidak berwarna)

Tabung 3 dan 4 (berwarna ungu)

4.

Dilakukan pemanasan dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas kimia yang terdapat air yang dipanaskan

Untuk mempercepat laju reaksi

Tabung 3 (berwarna coklat muda)

Tabung 4 (berwarna coklat tua bagian atas, berwarna bening bagian bawah)

VIII. PEMBAHASAN

    Pada percobaan kali ini, kita membahas tentang percobaan uji protein dan asam amino dengan menggunakan uji biuret. Dimana, pereaksi biuret ini yaitu campuran larutan natrium hidroksida (NaOH) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4). Dalam uji protein dan asam amino, dilakukan uji pada beberapa bahan, yaitu diantaranya fenilalanin, alanine, susu dan albumin. Adapun pertama-tama yang dilakukan yakni disiapkan 4 tabung reaksi dimana tabung 1 yaitu fenilalanin, tabung 2 alanin , tabung 3 susu dan tabung 4 albumin. Didapatlah pada tabung 1, 2 dan 4 larutan tidak berwarna sedangkan pada tabung 3 berwarna putih.

    Langkah selanjutnya yaitu, masing-masing tabung tersebut diteteskan dengan reagen biuret. Dimana reagen biuret berfungsi untuk menunjukkan adanya kandungan protein dalam suatu sampel. Setelah ditambahkan reagen tadi, dilakukan penghomogenan pada masing-masing tabung reaksi untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada setiap tabung. Didapatlah hasil yang yaitu tabung 1 dan 2 larutan  tidak berwarna sedangkan pada tabung 3 dan 4 dihasilkan larutan berwarna ungu.

   Setelah itu, dilakukan proses pemanasan dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas kimia yang terdapat air yang dipanaskan. Adapun tujuan dilakukannya pemanasan yaitu untuk mempercepat laju reaksi pada tabung sehingga mempercepat perubahan yang terjadi. Setelah dilakukan pemanasan didapatkanlah hasil  yaitu tabung 3 larutannya berwarna coklat muda sedangkan tabung 4 berwarna coklat tua bagian atas, berwarna bening bagian bawah.

   Seperti yang telah kita ketahui, uji biuret digunakan untuk uji protein albumin, karena uji ini dapat mendeteksi adanya ikatan peptide yang diperoleh hasil reaksi berupa warna ungu pada larutan yang menunjukkan adanya protein. Sehingga, uji biuret ini tidak memberikan perubahan warna pada tabung 1 dan 2. Berdasarkan hasil analisis video dengan uji biuret terlihat bahwa, pada sampel tabung 3 dan tabung 4 terjadi perubahan warna menjadi ungu. Hal ini terjadi dikarenakan ion Cu2+ (dari pereaksi Biuret) dalam suasana basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).

IX. PERTANYAAN PASCA

  1. Pada percobaan ini, bagaimana uji biuret ini mendeteksi adanya protein?
  2. Apakah yang menyebabkan pada tabung 1 dan 2 tidak terjadi perubahan warna pada percobaan ini?
  3. Pada uji biuret ini, mengapa sampel terjadi perubahan warna menjadi ungu?

X. KESIMPULAN

  1. Protein dapat menggumpal akibat terjadinya proses koagulasi protein yang merupakan proses penggumpalan.
  2. Reaksi pengendapan protein dengan logam berat bersifat reversible
  3. Denaturasi protein dapat terjadi dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu adanya pengaruh logam berat.
  4. Apabila pada protein terjadi denaturasi maka menimbulkan berkurangnya kelarutan protein dalam air.
  5. Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide pada larutan protein yang memberikan hasil positif apabila dihasilkan larutan berwarna ungu.
  6. Uji Xanthoprotein digunakan untuk membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenilanalin yang terdapat dalam protein yang memberikan hasil berwarna jingga.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.

Hunt, E., dkk., 2009. A Mutation In Amino Acid Permease AAP6 Reduces The Amino Acid Content Of The Arabidopsis Sieve Elements But Leaves Aphid Herbivores Unaffected, Journal of Experimental Botany.

Lehninger, A.L., 1997. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Mastura. 2008. Biokimia I. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun Pratikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.

Wirahardikkusumah, Muhammat. 2008. Biokimia. Bandung: Penerbit ITB

LAPORAN PERCOBAAN 13 UJI LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DISUSUN OLEH : VIKA SEPUTRI (A1C118086)   DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.   ...